Media Sosial Sebagai Jembatan Informasi dan Keterbukaan Publik
Oleh Zidnie Ilman Elfikri, S.S.
Seiring perkembangan teknologi saat
ini media elektronik maupun media sosial
menjadi komunikasi yang efektif, transparasi dan efisien serta mempunyai peran
sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Penggunaan media mainstream dan media social sebagai jembatan
untuk membantu proses peralihan masyarakat konvesional ke masyarakat modern,
khususnya sebagai pusat informasi yang dapat dilihat oleh publik
atau masyarakat secara terbuka. Menurut Taprial dan Kanwar (2012), media sosial
adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, secara daring
dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain. Dari definisi tersebut jelas bahwa
masyarakat dapat berbagi informasi dan sebaliknya dari lembaga atau kelompok.
Era keterbukaan dewasa ini peran media sosial dibutuhkan oleh
setiap orang, lembaga maupun kelompok diantaranya menyampaikan aduan maupun
permasalahan individu, maupun membantu penyelesaian pengaduan atau laporan
pelayanan publik, membantu peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan
pelayanan publik dan mempercepat penyelesaian laporan pelayanan publik. Media
sosial mempunyai peranan strategis selain sebagai transformasi informasi, media
sosial juga dapat menjadi sarana komunikasi antar sesama masyarakat maupun
antara masyarakat dengan pemerintah dalam menyampaikan keluhan maupun menyampaikan
berbagai aspirasi. Banyaknya media online dan media sosial yang menawarkan berbagai akses kemudahan
akan lebih efektif dan bermanfaat bila dijadikan sebagai wadah dalam memberikan
masukan, kritik maupun saran dalam pembangunan. Disisi lain perlu adanya
dorongan kepada semua lapisan masyarakat agar memiliki etika bagaimana
memanfaatkan media sosial. Banyak sekali pengguna media sosial yang memanfaatkan media ini
untuk hal-hal yang sifatnya negatif dan dapat merugikan semua pihak, baik itu
pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
Media Sosial
Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam
menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain. Media sosial sebagai media
dengan dinamika sosial yang sangat tinggi dan memungkinkan komunikasi terbuka
kepada berbagai pihak dengan beragam latar belakang dan kepentingan adalah sarana yang tepat untuk membangkitkan
partisipasi warga dalam membangun kota. Seperti yang dikemukan Howard dan Parks
(2012) Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan
mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita,
gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang
memproduksi dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu,
organisasi, dan industri.
Kotler dan Keller (2009) juga mengemukakan media sosial adalah
media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks, gambar, suara, dan video
informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan dan vice versa. Pendapat
tersebut didukung pernyataan Carr dan Hayes (2015) dimana media sosial adalah
media berbasis internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk
berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun tertunda,
dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari user-generated content dan persepsi
interaksi dengan orang lain. Media sosial digunakan secara produktif oleh seluruh
ranah masyarakat, bisnis, politik, media, periklanan, polisi, dan layanan gawat
darurat. Media sosial telah menjadi kunci untuk memprovokasi pemikiran, dialog,
dan tindakan seputar isu-isu sosial.
Fungsi Media Sosial
Fungsi media sosial dapat diketahui
melalui sebuah kerangka kerja honeycomb. Menurut Kietzmann, etl (2011) menggambarkan hubungan kerangka
kerja honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan
media sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity, cenversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups.
1.
Identity menggambarkan
pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media sosial menyangkut nama,
usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.
2.
Conversations menggambarkan pengaturan para
pengguna berkomunikasi dengan pengguna lainnya dalam media sosial.
3.
Sharing menggambarkan
pertukaran, pembagian, serta penerimaan konten berupa teks, gambar, atau video yang dilakukan
oleh para pengguna.
4.
Presence menggambarkan
apakah para pengguna dapat mengakses pengguna lainnya.
5.
Relationship menggambarkan
para pengguna terhubung atau terkait dengan pengguna lainnya.
6.
Reputation menggambarkan
para pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta dirinya sendiri.
7.
Groups menggambarkan
para pengguna dapat membentuk komunitas dan sub- komunitas yang memiliki latar
belakang, minat, atau demografi.
Informasi Hoax
Hoax adalah
usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya
untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita
palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu.
Salah satu contoh pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu
barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang
berbeda dengan barang/ kejadian sejatinya. Definisi lain menyatakan hoax adalah suatu tipuan yang digunakan
untuk mempercayai sesuatu yang salah dan seringkali tidak masuk akal yang
melalui media online (https://www.merriamwebster. com)
Hoax bertujuan
untuk membuat opini publik, menggiring opini publik, membentuk persepsi juga
untuk hufing fun yang menguji
kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial. Tujuan penyebaran
hoax beragam tapi pada umumnya hoax disebarkan
sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan
penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan – amalan baik yang sebenarnya
belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Namun ini menyebabkan banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan
kepada rekan sejawatnya sehingga akhirnya hoax
ini dengan cepat tersebar luas.
Orang
lebih cenderung percaya hoax jika
informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017).
Contohnya jika seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang membahas
tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri
orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya.
Secara alami perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika opini atau keyakinannya
mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan mempedulikan apakah informasi
yang diterimanya benar dan bahkan mudah saja bagi mereka untuk menyebarkan
kembali informasi tersebut. Hal ini dapat diperparah jika si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang
dalam memanfaatkan internet guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar
untuk cek dan ricek fakta.
Jenis-jenis Informasi Hoax
1.
Fake news: Berita
bohong: Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita ini
bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu berita.
Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang tidak
benar dan teori persengkokolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor terhadap
suatu berita.
2.
Clickbait: Tautan
jebakan: Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs dengan
tujuan untuk menarik orang masuk ke
situs lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat
berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.
3.
Confirmation bias : Bias
konfirmasi: Kecenderungan untuk menginterpretasikan
kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
4.
Misinformation: Informasi
yang salah atau tidak akurat, terutama yang ditujukan untuk menipu.
5.
Satire: Sebuah
tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk
mengkomentari kejadian yang sedang
hangat. Berita satir dapat dijumpai di pertunjukan televisi seperti “Saturday Night Live” dan “This Hour has 22 Minutes”.
6.
Post-truth: Pasca-kebenaran:
Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.
7.
Propaganda: Aktifitas
menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik.
Komentar
Posting Komentar